Diary seorang Virna
Mungkin setelah ini aku harus minta maaf pada Freddy karena telah membawa buku kecil miliknya tanpa dia tahu. Seharian itu rasanya aku malas sekali beranjak dari kamar, aku ingin membaca seluruh isi diary yang ku temukan di kamar Freddy dua hari yang lalu.
14 Feb 01, “hari ini kamu minta pendapatku tentang seorang cowok yang memintamu jadi pacarnya. Rivana, tahukah kamu hatiku merasa sakit saat kamu mengatakan hal itu padaku. Aku coba memberi berbagai alasan tapi kamu malah marah padaku itu membuatku lebih sakit, seandainya kamu mengerti kalau semua itu ku lakukan karena aku sangat sayang sama kamu”
10 Ags 01, “aku senang akhirnya aku bisa menjadi penolongmu saat tak ada seorang pun yang tahu akan kesulitanmu. Kamu penasaran bagaimana aku tahu apa yang terjadi padamu, aku tak perlu memberitahukanmu bahwa aku minta tolong seseorang untuk selalu mengabarkan keadaanmu terutama saat aku jauh dari kamu. Itu karena aku sayang kamu”
12 Des 02, “Rivana, awalnya aku senang sekali karena kita bisa satu kelas lagi di bangku SMU ini. Tapi aku sedikit kecewa karena sepertinya kamu mulai membagi perhatianmu pada orang lain. Mungkin orang lain menilaiku egois tapi harus ku akui semua hal tentang dirimu membuatku tak berdaya melawan keegoisan itu. Dan…..itu karena aku sayang padamu”
20 Sept 03, “aku lihat dirimu sudah mulai akrab dengan seorang kakak kelas yang katamu adalah tetanggamu itu, aku sedikit senang saat kamu mau mengenalkan Arie padaku. Tapi akhirnya aku jadi kecewa karena mulai hari ini kamu mulai menjauh dariku dan waktumu lebih banyak bersama si Arie itu !.....Rivana ! tahukah kalau aku yang lebih menyayangimu daripada Arie yang sok manis itu??? ”
08 Jun 04, “aku tak tahan lagi membiarkanmu semakin menjauh dariku, hari ini kebetulan ku lihat si Arie sedang berjalan sendiri di pinggir lapangan basket dan langsung saja ku hampiri dia. Aku memintanya untuk tinggalkan kamu dan kembalikan kamu padaku tapi aku tidak menyangka tiba2 kamu datang dan memotong pembicaraan kami. Akhirnya keluar juga kata2 yang menyakitkanku itu dari mulutmu, Ri. Kamu lebih memilih pergi dengannya dan meninggalkan aku. Sejak saat itu aku berpikir untuk mengalah dan pergi dari kehidupanmu tapi aku berjanji suatu saat aku kembali lagi dan membawamu kembali di sisiku….karena aku terlalu sayang padamu, Rivana”
15 Jul 04, “mungkin ini catatan terakhir dari seorang Savirna Eka Putri yang kamu kenal, Ri. Hari ini aku akan pergi ke tempat yang tak pernah kamu bayangkan dan melakukan rencana yang takkan pernah kamu pikirkan, sampai jumpa lagi Ri………”
Sampai di situ catatannya, aneh aku tidak sedikitpun terharu membaca catatan Virna melainkan rasa penasaranku semakin besar. Akhirnya aku putuskan untuk menghubungi Kak Arie untuk minta pendapatnya (tentu saja aku juga menceritakan isi diary itu padanya). Ternyata Kak Arie memberi saran yang sangat bagus. Berkat saran Kak Arie, aku menghubungi orang tua Virna (untung saja aku masih menyimpan nomor ponselnya). Aku bercerita panjang lebar tentang Freddy, Virna dan diary-nya, aku juga bertanya apakah Virna dan Freddy memiliki hubungan keluarga.
Penjelasan tante Ida (ibunya Virna) ternyata sangat mengejutkanku. Menurut tante Ida, waktu mereka memutuskan pindah ke luar kota Virna tidak bersedia ikut katanya dia lebih memilih tetap tinggal dan menjadi anak kost di kota kami. Karena kemauannya kuat lalu ortunya menyerah tuk membujuk Virna dan mengabulkan keinginannya itu. Yang membuat tante Ida sedih, sudah hampir 2 tahun Virna tak juga berkunjung ke rumah orang tuanya. Yang lebih mengejutkan lagi menurut tante Ida mereka tidak punya seorang pun family yang bernama Freddy apalagi pernah tinggal di luar negeri.
Malam itu aku tidak bisa tidur karena memikirkan semua kejadian hari ini, aku masih penasaran apa yang sebnarnya terjadi. Ku pejamkan mata mecoba membuka kembali memory tentang masa laluku saat masih bersama Virna. Kemudian ku buka lagi diary-nya, ku baca sekali dan aku mendapatkan beberapa kata yang diulangnya. Ku coba berpikir sejenak dan akhirnya aku mendapatkan sebuah jawaban yang membuat jantungku tiba2 serasa berhenti berdetak dan aku kepalaku mulai pusing hingga akhirnya ku rebahkan diri di atas tempat tidurku yang masih dipenuhi kertas2 coretanku yang tak berguna.
You are not you
Hari ini aku berniat untuk mengembalikan diary itu kepada Freddy sekaligus meminta penjelasan mengapa dia menyimpannya dan apa sebenarnya yang terjadi antara aku, dia dan Virna. Sebelumnya aku sudah memberi tahukan Kak Arie kalau hari ini tak bisa pulang bersamanya tanpa ku katakan alasanku. Kak Arie bukan orang yang suka ikut campur urusan orang lain, jadi dia tak menanyakan alasanku dia hanya berpesan padaku untuk berhati – hati dan hubungi dia saat aku butuh bantuan.
Seperti biasa Freddy selalu keluar paling akhir saat semua siswa di kelas itu sudah pulang. Aku sudah tahu kebiasaannya ini karena itu sengaja ku tunggu dia di depan pintu kelas dan saat dia melihatku segera ku cegat dia. “What’s wrong, babe?” Freddy langsung bertanya dengan sapaan sok akrabnya. “ada yang mau aku tanyakan padamu !”, jawabku. Dengan wajah penasaran dia bertanya lagi, “about what ?!”. aku tunjukkan diary itu padanya, “about THIS !”. Ku lihat jelas sekali keterkejutan di wajahnya, kemudian dia menarik tanganku sambil berseru “kita bicarakan di tempat lain !”. Aku ikut saja saat dia mengajakku naik motornya itu ke suatu tempat yang sangat aku kenal, pantai…..itu adalah tempat favoritku dan Virna saat kami butuh refreshing. Aku tak heran karena aku sudah menebaknya.
Freddy memulai pembicaraan dengan menatap tajam ke arahku. “Hmm…finally, kamu temukan juga buku itu dan aku bisa tebak pasti kamu udah baca semuanya kan? Rivana, sebenarnya temanmu Virna itu benar2 mencintai kamu tapi kamu tidak pernah menyadarinya. Saat kamu benar telah membuatnya kecewa, Virna memutuskan untuk pergi ke USA untuk membuktikan bahwa dia bisa mendapatkan tempat di hatimu. Pasti kamu ingin tahu dari mana dia membiayai perjalanan dan hidupnya di sana kan? Ri, sejak lulus SMP, Virna sudah ikut bisnis internet dan ternyata dia berhasil. Dia dapat banyak keuntungan dari bisnis online itu, dari situ pula dia mendapat teman dari banyak Negara salah satunya USA. Dia mendapat banyak informasi tentang kemajuan teknologi di sana yang dapat mewujudkan begitu banyak kenginginan manusia dari yang mungkin sampai yang menurut kita tidak mungkin. Hmm….akhirnya temanmu Virna itu pergi ke Negeri Paman Sam……”
Aku harus melangkah mundur karena dia semakin mendekat, seraya memotong penjelasannya “dan kemudian kembali ke sini dengan identitas baru kan?!”. Dia mencengkram kuat tanganku dan berkata sambil menatap tepat ke dalam mataku, “Rivana ! don’t you know semua karena dirimu?” Aku mencoba melepaskan cengkramannya tapi sangat sulit, dia lebih kuat dariku. “Freddy, Virna atau siapapun dirimu, seharusnya kamu tau bahwa kamu mungkin bisa membohongi semua orang tapi kamu tak pernah bisa membohongi Tuhan ! dan Tuhan telah membuka mataku hingga tahu semua yang kamu sembunyikan…”. Dia semakin mendekatkan wajahnya padaku, aku tak bisa menebak apa yang ada dipikirannya saat ini. Yang aku tahu aku benar – benar takut saat nafasnya terasa sangat dekat di wajahku………….
Tiba – tiba tubuhku ditarik oleh seseorang dari belakang dan seketika cengkraman tangan Freddy terlepas dari tanganku. Aku semakin takut, siapa lagi yang menarikku tanganku kini? Tiba2 ku dengar suara orang di belakangku, “sudah ku duga ini semua akan terjadi, untung masih sempat menyusul kalian ke tempat ini !”. Dan ketakutanku seketika lenyap, aku mengenal suara itu. Dia adalah Kak Arie, ku dengar dia berseru “hai Freddy sejak awal aku sudah menyadari ada sesuatu yang kamu rencanakan pada Rivana dan ternyata dugaanku tepat, maaf aku harus membawa Ri pulang dan sebaiknya kamu juga pulang…….ke rumah ortu-mu tentunya !”
“tunggu sebentar, Kak” aku menghampiri Freddy. “Vir, ku hargai perasaan sayangmu itu tapi sorry I’m a normal one and I’m sure you are not you. Sadarilah keegoisan and kesalahanmu, kembalilah ke ortu-mu. Mereka pasti mau maafin kamu”
Aku segera menyusul Kak Arie dan meninggalkan Virna sendiri di sana……… Aku masih sempat meneriakkan padanya, "bagaimanapun bunga takkan pernah bisa jadi kumbang !"
Pagi itu aku mendengarkan kabar mengejutkan, aku mendapat berita bahwa salah seorang siswa sekolah kami ditemukan tewas karena terbawa ombak laut kemarin sore. Dan saat membaca nama jenazah itu, aku tak kuasa menahan air mataku lagi…….
Tidak ada komentar:
Posting Komentar