Kamis, 06 Januari 2011

SADARKAN AKU



Setiap detik yang berlalu
Menghitung diriku bertanya padaku
Akankah sia – sia
Bila akhir waktu datang memanggilku
KAU jagalah, lindungilah, selamatkan aku


Itulah bait – bait lagu “Taqwa” dari Opick yang mengiringi istirahatku siang ini . Ya, hari ini banyak waktu luangku di kantor, karena pekerjaan hari ini tidak banyak. Di sela – sela waktu itu aku mencoba browsing dan membaca artikel di dalam blog seorang teman. Tiba – tiba aku mataku tertuju pada sebuah cerita sederhana. Ceritanya membawa ingatanku kembali ke masa lalu saat diriku baru masuk kuliah.

Semangat Islam

Semasa kuliah dulu aku pernah iseng – iseng ikutan teman jadi anggota salah satu UKM (unit kegiatan mahasiswa) di kampus. Kebetulan UKM yang aku ikuti itu adalah UKM keagamaan (ya…sejenis ekskul RISMA lah kalo jaman sekolah dulu). Awalnya sich agak bosan juga, apalagi ngelihat mbak – mbak yang jadi pengurusnya itu pada pakai jilbab lebar dan abaya, kesannya ‘exclusive’ gitu.

Semakin sering ikut pertemuan dan kegiatan di UKM itu, aku jadi semakin berminat dan akhirnya sedikit demi sedikit ku perbaiki penampilanku yang dulu suka semaunya (ya…..ku pikir yang penting nyaman, ga tau itu syar’i atau ga). Aku mulai lebih suka pake rok panjang yang agak ‘gombrong’ (hmm….ga ikutan pake abaya seperti mbak – mbak senior itu soalnya ngerasa aneh ja kalo diriku pake pakaian kayak gitu) dan lebih suka pake jilbab yang menutup dada (walaupun ga se’gombrong’ jilbab mbak-mbak tadi). Aku mulai terbiasa dengan sapaan ‘ukhti’ atau panggilan ‘akhwat’.

Wah, pada waktu itu rasanya bahagia sekali bisa mendalami dan lebih memahami agama (tentu aja agama Islam) juga punya teman – teman yang sholeh dan sholehah. Aku juga merasa ada ketenangan hati saat bisa menghafalkan beberapa ayat dari Alquran dan mempelajarinya. Intinya, saat itu diriku benar – benar bersemangat memperbaiki diri dan menjadi islami.

Masa telah berganti

Masa – masa indah saat berkumpul bersama teman – teman ‘akhwat’ itu telah berlalu. Sekarang aku berada di masa dan lingkungan yang sangat jauh berbeda dengan masa itu. Aku masuk di dunia kerja yang penuh dengan permasalahan yang lebih berfokus pada kesuksesan dunia. Bahkan terkadang membuat orang lupa pada Sang Pemilik Hidup ini. Cukup sulit bagiku untuk tetap bertahan pada idealisme yang masih ada dalam diri ini.

Akhirnya aku yang harus beradaptasi dengan lingkungan. Aku mulai merasakan penampilan dan pergaulanku sedikit demi sedikit berubah, sampai gaya bahasa pun ikut – ikutan bahasa gaul yang sebenarnya menurutku malah ‘sok gaul’ sich.

Tidak lagi ku dengar istilah – istilah akhi, ukhti, antum, jazakallah, liqo, dan kata – kata serapan bahasa Arab lainnya. Masih beruntung aku tidak sepenuhnya mengikuti keadaan itu dan aku masih punya teman – teman akhwat yang senasib denganku yang masih saling mengingatkan.

Aku benar – benar merindukan diriku yang dulu, teman – temanku yang sholehah itu, dan semangat mengaplikasikan sunah – sunah dalam ajaran agamaku setiap hari. Rasanya tidak mudah untuk mengajak orang lain seperti apa yang ku harapkan (diriku di sini masuk golongan minoritas !).
Doaku seperti bait lagu Opick tadi, KAU jagalah, lindungilah, selamatkan aku.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar