Aku terpaku…
Detik terus berjalan perlahan
Tiap kata seperti menguap
Sulit ku dapat ungkapku
Sesuatu yang tak biasa untukku
Rangkai kata indah tak terlihat
Ia hanya terukir di dalam hati
Seakan semua terhenti
Seakan jari yang biasa menari jadi kaku
Seakan rasa yang berpendar lebih menyilaukan dari kata
Dan semua karenamu
Saat ku membawa bayangmu dalam hariku
Saat suara dalam jiwaku memanggilmu
Ada rasa yang menyublim
Berubah menjadi sebait doa
Menguntai selaksa asa yang ku hantar di ujung sajadah
Mematri tanya dalam retorika
Mencari seuntai kata refleksi rasa
Seakan tiada padahal nyata
Aku terkesima…
Tiada bisa ku hindarimu
Semua ketakbiasaanku jadi biasa
Semua kemustahilanku jadi bisa
Dirimu seakan membawa sesuatu yang tak biasa
Aku hanya biasa, dirimu luar biasa
Akhirnya jiwa ini mengakui
Dirimu meniadakan semua ketakmungkinanku
Selasa, 17 Desember 2013
Rabu, 28 Agustus 2013
YOUR BEST FRIEND IS YOUR TRULY SOULMATE
Ini kisah tentang perasaan yang lebih indah dari sekedar cinta. Tentang hubungan sepasang anak manusia yang memahami bahwa kasih sayang tak sekedar ucapan pun status sebagai kekasih. Lebih dari itu, semua perasaan yang terjewantahkan dalam beragam jenis kasih sayang, suatu saat jadi kakak-adik, lain waktu jadi sepasang sahabat, di waktu yang lain menjadi partner kerja yang mutualisme, dan di waktu yang lain lagi akan menjadi senior-junior dan motivator.
Si unik Auxi
Awal September hari pertama aku bekerja di sebuah biro keuangan milik pemerintah. Hari itu pula awal mula aku mengenalnya, seorang pegawai berwajah manis (karena selalu tersenyum bila bertemu orang) yang terlihat senang membantu rekan – rekannya yang membutuhkan bantuannya. Sejak memulai bekerja di biro ini aku sering memperhatikannya karena aku sangat terkesan dengan ketekunannya mempelajari hal – hal baru yang belum diketahuinya. Dia berbeda dengan pegawai yang lain, mungkin karena dia dianggap paling muda dan junior di kantor ditambah lagi perawakannya yang masih seperti pelajar SMU maka mereka melihatnya seperti seorang adik kecil yang bisa disuruh – suruh dan harus selalu diajari. Auxi begitu dia memperkenalkan diri padaku, nama yang unik menurutku. Ada kisah lucu berhubungan dengan namanya ini. Suatu hari atasan memintaku untuk mengisi daftar hadir seluruh pegawai, untuk itu aku membaca nama mereka satu – persatu lalu mencari apakah peawai yang bersangkutan hadir. Tibalah pada satu nama yang belum pernah ku dengar sebelumnya, Muhammad Gifta Setiawan. Karena aku tak tahu siapakah gerangan pemilik nama, maka ku tanyakan kepada Auxi. Namun bukannya menjawab pertanyaanku, dia malah senyum – senyum sendiri. Butuh waktu beberapa menit untuk menyadari bahwa itu adalah namanya. Hingga akhirnya pertanyaanku berubah menjadi “koq panggilanmu Auxi? Itu sangat berbeda dengan nama panjangmu”. Si Auxi hanya menjawab, “aku merasa lebih keren aja dipanggil seperti itu walaupun aku ga tahu artinya apa”. Spontan saja aku tertawa mendengar penjelasannya itu.
Find my Mate
Sejak kejadian Auxi’s Name itu (kami menamai peristiwa itu begitu) kami pun mulai sering berbagi cerita dan semakin akrab. Ternyata kami memiliki hobi dan pengalaman yang hampir sama. Kebetulan seksi/bagian pekerjaannya yang sekarang dulu pernah aku lakoni sewaktu masih bekerja di kantor lama (sebelumnya aku pernah bekerja di kantor penanaman modal milik swasta). Jadilah hubungan kami seperti senior – junior yang saling belajar dan mengajarkan. Di luar urusan pekerjaan, minat kami yang sama terhadap dunia seni membuat kami mejadi sepasang sahabat yang saling melengkapi dan berbagi cerita, mimpi dan harapan. Mulai dari musik, film sampai traveling. Bahkan tanpa terucapkan pun kami sudah bisa menebak jalan pikiran masing – masing. Bagiku dia benar – benar sahabat sekaligus partner kerja yang sangat menyenangkan. Di saat kita telah merasakan kenyamanan dalam hubungan dengan seseorang maka tanpa ditanya pun kita akan dengan senang hati menceritakan masalah kita padanya. Begitulah yang terjadi antara aku dan Auxi. Ketika aku sedang mengalami masalah dengan kekasihku dan aku tak ingin menceritakanya pada siapa pun. Aku mencoba untuk menyelesaikan masalahku sendiri. Ternyata Auxi mengetahuinya, dia dapat merasakan sesuatu yang sedang mengganggu pikiranku. Namun dia menghormati privasiku, dia hanya berusaha membuatku lupa pada masalahku tanpa menanyakan apa yang terjadi padaku. Dia tidak pernah memaksa untuk menceritakan apapun padanya, dia yakin aku sendiri yang akan menceritakan padanya dan dia memang benar. Itulah kedewasaan sikapnya yang selalu membuatku menghormatinya.
Rasa Tak Sama dengan Pikiran
Pada akhirnya aku sering menceritakan masalahku padanya dan seperti seorang adik laki – laki yang sangat menyayangi kakak wanitanya, Auxi akan selalu mendengar dengan penuh perhatian lalu memberikan saran dan nasehat – nasehat bijak menghadapi masalah yang aku alami. Begitu juga aku sering memberi nasehat – nasehat dan masukan untuk masalah yang dia ceritakan padaku. Dia pun selalu membantuku menyelesaikan pekerjaanku pun sebaliknya aku membantunya dalam pekerjaannya. Karena sudah saling membutuhkan, kami sering terlihat bersama seperti satu tim yang tak terpisahkan. Saling mendukung dan memotivasi. Rekan – rekan sekerja kami pun mulai menggosipkan, mereka mulai berpikir bahwa ada hubungan cinta antara aku dan Auxi. Mulai lah tiap orang di biro ini mencurigai hubungan perasaan antara kami berdua. Tapi baik aku maupun Auxi tak pernah mempedulikan apa pun pikiran orang. Apa pun yang dikatakan orang tentang kami, kami berdua menyadari ada rasa yang lebih indah dari sekedar cinta. Rasa saling menghormati, saling percaya, saling mengerti, saling melindungi, saling mengasihi dan saling berbagi. Tanpa ada keinginan saling memiliki, tanpa saling mencemburui dan tak ada saling mencurigai. Semua tentang ketulusan dan keindahan. Walaupun rasa yang kami bina tak pernah sama dengan apa orang lain pikir, namun aku percaya pada apa yang pernah diucapkan seorang motivator yaitu “Soulmate must not always your lover, sometimes your best friend is your truly soulmate”
Si unik Auxi
Awal September hari pertama aku bekerja di sebuah biro keuangan milik pemerintah. Hari itu pula awal mula aku mengenalnya, seorang pegawai berwajah manis (karena selalu tersenyum bila bertemu orang) yang terlihat senang membantu rekan – rekannya yang membutuhkan bantuannya. Sejak memulai bekerja di biro ini aku sering memperhatikannya karena aku sangat terkesan dengan ketekunannya mempelajari hal – hal baru yang belum diketahuinya. Dia berbeda dengan pegawai yang lain, mungkin karena dia dianggap paling muda dan junior di kantor ditambah lagi perawakannya yang masih seperti pelajar SMU maka mereka melihatnya seperti seorang adik kecil yang bisa disuruh – suruh dan harus selalu diajari. Auxi begitu dia memperkenalkan diri padaku, nama yang unik menurutku. Ada kisah lucu berhubungan dengan namanya ini. Suatu hari atasan memintaku untuk mengisi daftar hadir seluruh pegawai, untuk itu aku membaca nama mereka satu – persatu lalu mencari apakah peawai yang bersangkutan hadir. Tibalah pada satu nama yang belum pernah ku dengar sebelumnya, Muhammad Gifta Setiawan. Karena aku tak tahu siapakah gerangan pemilik nama, maka ku tanyakan kepada Auxi. Namun bukannya menjawab pertanyaanku, dia malah senyum – senyum sendiri. Butuh waktu beberapa menit untuk menyadari bahwa itu adalah namanya. Hingga akhirnya pertanyaanku berubah menjadi “koq panggilanmu Auxi? Itu sangat berbeda dengan nama panjangmu”. Si Auxi hanya menjawab, “aku merasa lebih keren aja dipanggil seperti itu walaupun aku ga tahu artinya apa”. Spontan saja aku tertawa mendengar penjelasannya itu.
Find my Mate
Sejak kejadian Auxi’s Name itu (kami menamai peristiwa itu begitu) kami pun mulai sering berbagi cerita dan semakin akrab. Ternyata kami memiliki hobi dan pengalaman yang hampir sama. Kebetulan seksi/bagian pekerjaannya yang sekarang dulu pernah aku lakoni sewaktu masih bekerja di kantor lama (sebelumnya aku pernah bekerja di kantor penanaman modal milik swasta). Jadilah hubungan kami seperti senior – junior yang saling belajar dan mengajarkan. Di luar urusan pekerjaan, minat kami yang sama terhadap dunia seni membuat kami mejadi sepasang sahabat yang saling melengkapi dan berbagi cerita, mimpi dan harapan. Mulai dari musik, film sampai traveling. Bahkan tanpa terucapkan pun kami sudah bisa menebak jalan pikiran masing – masing. Bagiku dia benar – benar sahabat sekaligus partner kerja yang sangat menyenangkan. Di saat kita telah merasakan kenyamanan dalam hubungan dengan seseorang maka tanpa ditanya pun kita akan dengan senang hati menceritakan masalah kita padanya. Begitulah yang terjadi antara aku dan Auxi. Ketika aku sedang mengalami masalah dengan kekasihku dan aku tak ingin menceritakanya pada siapa pun. Aku mencoba untuk menyelesaikan masalahku sendiri. Ternyata Auxi mengetahuinya, dia dapat merasakan sesuatu yang sedang mengganggu pikiranku. Namun dia menghormati privasiku, dia hanya berusaha membuatku lupa pada masalahku tanpa menanyakan apa yang terjadi padaku. Dia tidak pernah memaksa untuk menceritakan apapun padanya, dia yakin aku sendiri yang akan menceritakan padanya dan dia memang benar. Itulah kedewasaan sikapnya yang selalu membuatku menghormatinya.
Rasa Tak Sama dengan Pikiran
Pada akhirnya aku sering menceritakan masalahku padanya dan seperti seorang adik laki – laki yang sangat menyayangi kakak wanitanya, Auxi akan selalu mendengar dengan penuh perhatian lalu memberikan saran dan nasehat – nasehat bijak menghadapi masalah yang aku alami. Begitu juga aku sering memberi nasehat – nasehat dan masukan untuk masalah yang dia ceritakan padaku. Dia pun selalu membantuku menyelesaikan pekerjaanku pun sebaliknya aku membantunya dalam pekerjaannya. Karena sudah saling membutuhkan, kami sering terlihat bersama seperti satu tim yang tak terpisahkan. Saling mendukung dan memotivasi. Rekan – rekan sekerja kami pun mulai menggosipkan, mereka mulai berpikir bahwa ada hubungan cinta antara aku dan Auxi. Mulai lah tiap orang di biro ini mencurigai hubungan perasaan antara kami berdua. Tapi baik aku maupun Auxi tak pernah mempedulikan apa pun pikiran orang. Apa pun yang dikatakan orang tentang kami, kami berdua menyadari ada rasa yang lebih indah dari sekedar cinta. Rasa saling menghormati, saling percaya, saling mengerti, saling melindungi, saling mengasihi dan saling berbagi. Tanpa ada keinginan saling memiliki, tanpa saling mencemburui dan tak ada saling mencurigai. Semua tentang ketulusan dan keindahan. Walaupun rasa yang kami bina tak pernah sama dengan apa orang lain pikir, namun aku percaya pada apa yang pernah diucapkan seorang motivator yaitu “Soulmate must not always your lover, sometimes your best friend is your truly soulmate”
Sabtu, 15 Juni 2013
STORY ISN’T END YET
First time I saw that peculiar gaze
Nothing so interesting enough
Never realize the wind revert direction
More it often seen, more peculiarity felt
My logic try to run away
Something hold it back
More try, it stronger take me back
Oh I never plan to give up
As time through I can only mute
In my cold, hide behind a smile
Let the wind decide my right place
Let the odd foreboding in my mind
Let their songs played
Seems it would be long long way
Till time for my right song
I never ever suppose
Enter too far into your gaze
Even never plan to play the same song
I never realize
You’ve made me fell
Fell too deep into warmth of your soul
Then finally I give up in your sincerity
The wind have made our song
Become hum of yearning
Time have taken me back
Far away from the one
Who have reverted my sad song
Become a calm melody
Part of my life still there
Your song seems call me to return to you
As I hope there’ll be days we’re together
Cause our story isn’t end yet
Tuesday 10 : 58 p.m, 13/06/13
Nothing so interesting enough
Never realize the wind revert direction
More it often seen, more peculiarity felt
My logic try to run away
Something hold it back
More try, it stronger take me back
Oh I never plan to give up
As time through I can only mute
In my cold, hide behind a smile
Let the wind decide my right place
Let the odd foreboding in my mind
Let their songs played
Seems it would be long long way
Till time for my right song
I never ever suppose
Enter too far into your gaze
Even never plan to play the same song
I never realize
You’ve made me fell
Fell too deep into warmth of your soul
Then finally I give up in your sincerity
The wind have made our song
Become hum of yearning
Time have taken me back
Far away from the one
Who have reverted my sad song
Become a calm melody
Part of my life still there
Your song seems call me to return to you
As I hope there’ll be days we’re together
Cause our story isn’t end yet
Tuesday 10 : 58 p.m, 13/06/13
Langganan:
Postingan (Atom)