Selasa, 06 Maret 2012

I’M 27 (part 2/end)

Cinta dan Persahabatan



Hana adalah gadis ramah dan pandai bergaul dengan siapa saja, baik laki – laki maupun perempuan, orang tua maupun yang leih muda, bahkan dengan orang asing sekalipun. Tak heran bila banyak orang yang menyukainya. Di antara sekian banyak teman lelakinya, ada dua orang yang hubungannya cukup dekat dengan Hana. Yang pertama namanya Levi, usianya lebih muda tiga tahun dari Hana. Mereka mulai akrab sepeninggal sahabat dekat Hana, Lia yang meninggal tiga tahun lalu karena sakit. Teman dekatnya yang kedua adalah seorang berkebangsaan Jepang bernama Atsushi Koike. Mereka sudah berteman semenjak Hana bekerja di kantornya yang sekarang. Koike adalah rekan kerja Hana yang sangat senang berkenalan dengannya karena nama Hana yang menurutnya sangat ‘berbau’ Jepang. Ditambah lagi Hana sangat lancar berbahasa Inggris dan sedikit mengerti bahasa Jepang. Mereka berdua sering sekali berbagi cerita tentang berbagai hal menarik dari tempat asal masing – masing.

Suatu waktu di hari minggu, Hana dan Koike mengobrol di kursi yang ada di teras rumah Hana. Tepat di saat itu Levi datang dan langsung bergabung bersama mereka.
Levi : “Assalamualaykum”
Hana : “Walaykumussalam, eh Levi tumben datang ga kasih kabar dulu?
Oh iya kenalkan ini temanku Koike. (berpaling pada Koike)
Koike kun, this is Levi”
Koike : “Hi, nice to meet you Levi san”
Levi : “Nice to meet you too”
Hana : “silahkan duduk dulu Lev, kita ngobrol bareng. Oh ya, kamu bisa pake English kan?”
Levi : “Hana, aku ke sini cuma ingin tau jawabanmu atas pernyataanku kemarin”
(dengan menatap penuh harap kepada yang ditanya)
Hana : (menghela nafas) “Maaf Lev, aku hanya bisa berteman. Kalau kamu menginginkan lebih dari itu, aku rasa ada orang lain yang lebih baik untukmu”
Levi : “yang lebih baik? Siapa maksudmu, kamu tidak bisa apa karena dia?” (melihat ke arah Koike)
Hana : “aku ga tau siapa tapi pasti ada yang lebih baik daripada diriku dan ini tidak ada kaitannya dengan Koike kun”.
Levi : “kamu yakin dengan keputusanmu itu, Han?”
Hana : (hanya mengangguk sembari tersenyum)
Levi : “baiklah kalau begitu, sepertinya aku harus pergi sekarang”
Hana : “cepat sekali Lev, apa kamu tidak mau berbagi cerita yang lain bersama kami?”
Levi : (menggeleng pelan) “I have to go now, thanks for all. Assalamualaykum”
Hana & Koike : “waalaykumussalam” (memandang heran).

Setelah Levi pergi…….
Koike : “Gomen, Yori. I hear that he mentions my name before, would you please tell me what exactly happen?”
Hana : “Koike kun, I’ve told you about what he asked me yesterday right? I think you still remember that”
Koike : (mencoba mengingat) “Do you mean about how he asked you to be his girlfriend?”
Hana : “Yeah, he just wanna know my answer few minutes before. Then I tell him if I can’t and he thinks it is because of you”
Koike : “Yori chan. Why he thinks it is because of me? And may I know why you can’t be his girl?”
Hana : “because I’m 27….”
Koike : “and he is younger than you? Yori chan it’s not good reason because you’ve ever told me if love wasn’t about age”
Hana : “Koike kun please listen until I finish my words, I can’t because I’m 27 that means I’m mature enough to know that he just needs me to replace Lia’s place. He doesn’t love me because of me but he looks me as Lia”
Koike : “I don’t understand, what is relation between your problem to Lia?”
Hana : “Lia is my best friend and she was his girlfriend before. May be he wasn’t realize but I see all thing about Lia were still kept by him”
Koike : “are you sure it’s not because the age and how would you answer if there isn’t problem about Lia?”
Hana : “I never judge someone by his age, also it’s not just because Lia. It’s because I never have any special feeling to him. He just my friend, a good friend”
Koike : “Alhamdulillah….”
Hana : (terkejut) “What you just say? You say, Alhamdulillah?”
Koike : (tersenyum sambil menyerahkan sesuatu kepada Hana) “Yori chan, look at my new identity card”
Hana : (membaca informasi yang terdapat dalam kartu yang diberikan Koike) “Muhammad Yusuf, and your religion is….Islam?” (memandang terheran-heran)
Koike : “yes, I’m muslim now but that’s not what I want you to see. Please see my birth date”
Hana : (menuruti apa yang dimaksud oleh Koike) “You were 5 years under my age? How can you….”
Koike : “yeah maybe my appearance looks older. We have the opposite problem, you looks younger”
Hana : “and?”
Koike : “and since you’ve said love wasn’t about age, would you think about us?”
Hana : “about what?..”
Koike : “you know Yori chan, since I know you I’ve changed to better person. You’ve inspired me to learn lot of new things even about Islam until finally I decided to be a good muslim. And I can’t deny that I need you beside me to through my whole life”
Hana : “Koike kun…”
Koike : “Please call me Yusuf now. Yori chan, I love you because my love to ALLAH and I need you not as a friend but to be my wife, so please don’t answer before you ask to ALLAH”
Hana : “InsyaAllah, Koi… eh I mean Yusuf”
Koike : “it’s dzuhur now, time to pray. Thanks for all Yori chan, Assalamualaykum”
Hana : “Waalaykumussalam….” (Lalu bicara dengan sangat pelan) “Semoga ALLAH meridhoi kebaikan yang kamu lakukan, Yusuf”

Minggu, 29 Januari 2012

I’M 27 (part 1)

Polisi : “Maaf dek, orang tua kamu mana?”
Hana : “ada di rumah, Pak. Ada perlu apa ya sama ortu saya?”
Polisi : “Jadi ini mobil siapa?”
Hana : “Yee…Bpk ini ditanya malah balik nanya. Ini mobil saya lah, kan saya yang bawa pak…..”
Polisi : “coba adek keluar sebentar”
(Hana keluar dengan gaya cueknya sementara Pak polisi mengamatinya dari atas sampai ke bawah) “Kamu masih sekolah kan?”
Hana : “Wah saya ngerti sekarang maksud Bapak ini, nih Pak KTP dan SIM saya. Silahkan di-check tanggal lahir saya dan status juga kalo perlu”
Polisi : (melihat foto di SIM lalu masih mengamati Hana dengan raut penasaran)
Hana : “Kenapa pak, masih ga percaya? Apa saya terlalu imut untuk bisa punya SIM?”
(sambil nyengir mengambil kartunya dari polisi) “Ya sudah Pak, saya rasa saya ga punya salah apa – apa jadi saya boleh pergi kan sekarang?”
Polisi hanya melihat terbengong – bengong saat Hana akhirnya melajukan mobilnya.

Si Kecil yang telah Dewasa



Hana Yori nama lengkapnya, biasa dipanggil Hana oleh orang kebanyakan tapi orang – orang dekatnya lebih suka memanggilnya Yocil singkatan dari Yori si kecil. Hana memang bertubuh mungil dan imut, tingginya hanya 145 centimeter dengan paras manis dan imut membuatnya terlihat 10 tahun lebih muda dari usia sebenarnya. Karena itu pula dia sering digoda teman – temannya, disuruh pakai seragam dan pergi ke sekolah.
Karena hal itu pula Hana sering kena sedikit masalah dengan polisi lalu lintas, baik saat mengendarai motor maupun mobil. Pada awalnya Hana sempat kesal dan marah kepada orang – orang yang menganggapnya anak kecil namun lama – kelamaan dia menjadi terbiasa dan sudah bisa menerima perlakuan orang tersebut. Untung saja dia tidak bekerja sebagai guru, bisa dibayangkan kalau Hana menjadi guru akan jadi seperti apa hasilnya.

Karena tampang imutnya itu juga orang – orang yang berniat jahat padanya tidak pernah menyangka kalau dia jago karate, setidaknya bisa menjaga dirinya sendiri. Berbeda sekali dengan adik semata wayangnya yang memang 7 tahun lebih muda dari Hana. Aya, demikian adiknya biasa dipanggil meskipun memiliki paras imut dan manis juga namun karena cara dandan dan tubuh bongsornya membuatnya kelihatan lebih dewasa dari usia yang sebenarnya.
Pernah suatu saat Aya mengajak beberapa teman kuliahnya untuk membuat tugas di rumahnya. Kebetulan saat itu Hana sedang cuti, jadi dialah yang membantu menyediakan makanan dan minuman untuk tamu. Terjadilah percakapan antara Aya dan teman – temannya…..
Ridwan : “Ay ! lo koq ga pernah cerita sih kalo punya adik sekiyut itu?”
Teman - teman: “iya benar, Ay. Bolehlah kita dikenalin, anak sekolah mana dia?”
Aya : “hey…gue ga punya adik tau, gue itu cuma 2 bersodara dan gue anak bungsu !”
Reni : ”Lah jadi yang tadi itu sepupu lo, ya?”
Aya : “maksud kalian yang nganterin makanan tadi itu?”
Teman – teman: “iyaaa………”
Aya : “hahaha….itu sih Hana, mbak gue tau !”
Ridwan : “beneran Ay? Maksud lo mbak lo yang udah kerja di Telkom itu?”
Aya : “apa perlu gue kasih liat KTPnya atau Akta kelahiran sekalian?”
Teman – teman Aya saling pandang

Selasa, 10 Januari 2012

I Love Japan

Yeah i still write a list everything made me attracted to Japan.....

The Technology {Vending Machine,....}
The Food {Sushi,......}
Manga or Comics
J-Dorama







I Love Japan

Tonight i get insomnia again, i don't know what to do. Commonly, i'll write a short story or some poetries but this time i really have no idea to do that. Things cross on my mind just about Nihon (read-Japan).

I have a big expectation to be there a.s.a.p. However the way, i am really attracted in whole things....

The Culture {kotatsu,kimono}
Sakura
The Letters {Hiragana, Katakana and Kanji}
















Sabtu, 05 November 2011

10 Dzulhijjah 1432 H




Semoga kita dapat mengambil IBRAH dari kisah Nabi Ibrahim 'Alaihissalam, juga mendapatkan MAKNA BERQURBAN yang sebenarnya. InsyaAllah

Selasa, 13 September 2011

Just A Song

saat ku masih terjaga di tengah malam ku dengar lagu ini, easy listening sekali.... (aku sangat menikmatinya)

DOAKU UNTUKMU SAYANG
by. Wali

Kau mau apa pasti kan ku beri
Kau minta apa akan ku turuti
Walau harus aku terlelah dan letih
Ini demi kamu, sayang....

Aku tak akan berhenti menemani dan menyayangimu
Hingga matahari tak terbit lagi
Bahkan bila aku mati ku kan berdoa pada Ilahi
Tuk satukan kami di surga nanti

Tahukah kamu apa yang ku pinta
Di setiap doa sepanjang hariku
Tuhan tolong aku, tolong jaga dia
Tuhan aku sayang dia

**Hopefully one day here will be someone sings this song just for me ^_^

Senin, 12 September 2011

IKHWAN NARSIS (part 2/End)


pict. by www.kawanimut.com

Ikhwan Idaman???

Ada seorang teman kuliah Khalis yang sering diajaknya ikut ke rumah Shofi, namanya Radit. Menurut Radit, Khalis adalah sahabat terbaik dan terdekatnya tapi ada yang aneh bagi Shofi. Bila benar Radit itu sahabat dekatnya, seharusnya dia tahu betul seperti apa sifat dan karakteristik Khalis sebenarnya. Namun apa yang digambarkan Radit tentang Khalis sangat berbeda dengan Khalis yang Shofi kenal bahkan seperti bumi dan langit. Sikap Khalis pun sangat berbeda saat dia sedang bersama sahabatnya atau teman – temannya yang lain, dia terlihat lebih sopan dan tidak banyak bicara bahkan temannya ada yang menjulukinya “cool guy”, “cute boy” bahkan ada pula yang menyebutnya “ikhwan idaman”. Setahu Shofi, kakaknya itu memang aktif ikut kegiatan Rohis dan tak pernah terlihat bersama wanita selain keluarganya tapi kalau sampai dibilang cool apalagi predikat sebagai ikhwan idaman sepertinya benar – benar tak pernah terpikirkan oleh Shofi apalagi hal itu diungkapkan oleh teman dekat kakaknya sendiri.

Demi memuaskan rasa penasarannya, suatu hari Shofi berkunjung ke kampus tempat kakaknya kuliah. Kampus itu lumayan jauh dari sekolah Shofi, harus naik bus sekitar 20 menit untuk sampai di sana. Sampai di sana Shofi melihat banyak mahasiswa bertebaran di sekitar kampus, ada yang baru mau masuk, ada yang akan keluar, ada yang berkumpul dengan teman – temannya berdiskusi, ada juga yang sedang berlari – lari seperti sedang terburu – buru mengumpulkan tugas kuliahnya.
Ada beberapa orang yang memandangnya heran, mungkin karena dia menggunakan seragam sekolah. Ada seorang mahasiswi berjilbab yang menyapanya,
Mahasiswi : “Assalamualaykum, ada yang bisa saya bantu Dik?”.
Shofi : “Wa’alaykumsalam, saya Shofi saya ke sini mencari kakakku”
Mahasiswi : “kalo boleh tau siapa nama kakaknya dan d progdi apa?”
Shofi : “Namanya Ikhwan Khalis Putra, di progdi Teknik Sipil angkatan 2010”
Mahasiswi : “ wah jadi kamu adiknya Ikhwan? Senang sekali bisa berkenalan dengan adik. Hmm…sebenarnya mudah sekali menemukan kakakmu itu. Kalau tidak di gedung fakultas teknik pasti di lab atau bisa juga di masjid”
Shofi : “maaf kalo boleh tau, nama kakak siapa dan apa kakak benar – benar mengenal kakakku?”.
Mahasiswi : “panggil saja saya Raisa, hmm….rasanya hampir semua yang kuliah dan mengajar di kampus ini mengenal Ikhwan” (sambil menjulurkan tangan untuk berkenalan).
Shofi : “senang juga berkenalan dengan kakak, maaf klo kak Raisa ga sibuk bolehkah Shofi ngobrol sekalian nanya – nanya ke kakak?”
Mahasiswi : “boleh..boleh..kebetulan saya tidak ada jam kuliah lagi untuk hari ini, kita ngobrol di kantin aja gimana?”
Shofi : “makasih kak, dengan senang hati” (dengan sumringah)”
Akhirnya setelah mendapatkan apa yang diinginkannya Shofi pulang dengan hati puas. Dan bertekad mengkonfirmasikan apa yang telah dia dengar dari Raisa kepada kakaknya.

Ikhwan Narsis

Hari ini Shofi sengaja berkunjung ke rumah Ummi Rani (ibunya Khalis) untuk mencari tahu sedang apa kakaknya itu. Kebetulan saat itu Khalis terlihat sedang asyik menulis di ruang tamu rumahnya.
Shofi : “Assalamualaykum…”
Khalis : “ Wa’alaykumussalam wa rahmatullahi wa barakatuh” (dengan tatapan tetap ke kertas di depannya)
Shofi : “nulis apa Kak, asyik banget kayaknya sampai ga lihat – lihat ke sekitar lagi !”
Khalis : “ada deh, mau tau aja..”
Shofi : “ummi mana? Kok ga kedengaran suaranya?”
Khalis : “kayaknya ummi ketiduran tuh di depan TV abis kecapean bantuin tetangga yang mau hajatan, hmm…nyari ummi atau kakak nih?” (dengan senyum seraya menghentikan aktivitasnya)
Shofi : “kakak nih suka geer sendiri ja, tapi kebetulan emang Shofi ke sini mau menginterogasi !”
Khalis : “waduh serasa jadi tersangka nih diinterogasi, emangnya da apa?”
Shofi : “gini menurut kak Radit, kakak itu orangnya kalem, sopan n cool bahkan menurut teman – temanmu kakak dapat predikat ikhwan idaman”
Khalis : (dengan senyum lebar) “terus apa yang salah, itu kan orang yang nilai. Hehe…dan kamu harus mengakui kalo kakakmu ini memang keren !”
Shofi : “ga, Shofi ga setuju banget. Kakak kan bawel, usil pokoknya jauh dari kesan keren deh. Kenapa kakak berpura – pura sebaliknya di depan orang lain?!”
Khalis : (dengan senyum bangganya) “sebenarnya aku ga bermaksud berpura – pura tapi para fans kakak tuch udah terlanjur menilai kakak seperti itu, jadi daripada buat mereka kecewa ku nikmati aja semua penilaian baik orang itu ! haha…”
Shofi : “fans? Siapa? Jangan – jangan kakak geer sendiri lagi atau apa karena predikat sebagai ketua rohis yang alim juga mahasiswa berprestasi di kampus?
Khalis : “para akhwat itu lah yang jadi fans beratku, aku tahu kalo ada beberapa orang yang suka cari – cari tau tentangku. Ketua Rohis? Hmm…salah siapa pilih aku jadi ketua terus berprestasi? Hehe…syukurlah aku masih punya hal yang patut dibanggakan. By the way, para penggemar kakak tuh siap membantu apa pun lho ! Gimana kalo aku manfaatin buat bantu tugas kuliah atau ku dekatin yang cantik sekedar buat iri teman – teman yang lain?”
Shofi : “Astaghfirullahalazhim… dasar ikhwan narsis, kelakuan makin hari makin menyebalkan aja. Sadar Kak ! mungkin para mahasiswi itu juga sedang berpura – pura di depan kakak karena mau nebeng popularitas kakak aja. Tapi terserah kakak lah, Shofi ga mau ikut – ikutan, paling ntar Shofi bilang ke Kak Raisa kalo kakak itu ternyata seorang Ikhwan narsis ! hehe….” (dengan senyum bangga karena merasa tau rahasia Khalis)
Khalis : “Raisa? Raisa Putri Zahra? Kapan kamu kenalan sama dia? Dapat cerita apa tentang dia?” (dengan raut penasaran)
Shofi : “Kakak suka kan sama Kak Raisa? Hehe…Shofi punya nomor hpnya lho ! wkwk…”
Khalis : (muka bersemu merah) “suka? Sok tau kamu, pasti kamu dibohongi Radit…”
Shofi : “Kak Radit atau kakak yang bohong? Shofi tau, kan tadi Shofi sempat baca puisi yang kakak tulis buat Kak Raisa ! (sambil tersenyum puas lalu berlalu). Ya sudah aku balik dulu ya Ikhwan Narsis….Assalamualaykum”

Wajah Khalis semakin bersemu merah, merasa malu karena ketahuan puisinya untuk Raisa dan karena telah salah menuduh Radit berbohong pada adiknya.