Apa yang kau pikir, apa yang ku rasa,
Kita seperti sedang bermain-main dengan takdir
Kau dengan kediamanmu
Aku dalam ketakberdayaanku
Berbicara hanya dalam kekosongan
Untuk suatu yang tiada padahal ada
Hanya tuk menyia – nyiakan garis yang masih kelabu
Sepertinya aku lelah……
Namun…..
Saat ku lihat tangis sang langit,
Saat ku dengar refleksi kata menggema
Saat fantasi membawa keterlupaan kita
Saat itu lelahku seolah menguap
Dan retorika itu kembali mempermainkan keluguan
Aku tersungkur dalam sujudku
Di detik tersulit tuk jiwa yang lemah
Memohon padaNYA tuk melenyapkan kelabu itu
Dan menguatkan hatiku untukNYA
Dan lelahku berganti ketawakkalan
JawabNYA bahwa….
Aku tahu, kau pun tahu
Semua hanya fatamorgana
Kamis, 30 Juni 2011
28 Rajab 1432 H
Selamat memperingati ISRA' MI'RAJ Nabi Muhammad SAW.
- Isra' adalah perjalanan Rasulullah dari Masjidil Haram ke Masjidil Aqsa (horizontal)
- Mi'raj adalah perjalanan Rasulullah dari Masjidil Aqsa menuju Sidhratul Muntaha (vertikal)
Dalam kehidupannya manusia menjalani dua hubungan yang harus berimbang,
secara horizontal >> hubungan kepada sesama manusia (habluminannas)
secara vertikal >> hubungan manusia dengan Tuhan, Sang Pencipta (habluminallah)
SEMOGA BANYAK HIKMAH DARI ISRA' MI'RAJ YANG DAPAT MEMBUAT KITA MENJADI "UMAT TERBAIK"
- Isra' adalah perjalanan Rasulullah dari Masjidil Haram ke Masjidil Aqsa (horizontal)
- Mi'raj adalah perjalanan Rasulullah dari Masjidil Aqsa menuju Sidhratul Muntaha (vertikal)
Dalam kehidupannya manusia menjalani dua hubungan yang harus berimbang,
secara horizontal >> hubungan kepada sesama manusia (habluminannas)
secara vertikal >> hubungan manusia dengan Tuhan, Sang Pencipta (habluminallah)
SEMOGA BANYAK HIKMAH DARI ISRA' MI'RAJ YANG DAPAT MEMBUAT KITA MENJADI "UMAT TERBAIK"
Senin, 30 Mei 2011
KARENA AKU BUKAN AISYAH… (part 3 / End)

Wrong willing??
Sejak berteman di facebook, aku sering diskusi dan sharing dengan Kirei. Ternyata dia bisa jadi teman sharing yang menyenangkan karena dia mengetahui banyak hal yang aku tidak tahu. Bahkan dia menulis banyak note yang sangat bermanfaat, terutama dalam hal agama. Tidak heran kalau dulu banyak temanku yang ingin berkenalan dengannya dan tidak heran pula bila temannya di facebook sudah ribuan banyaknya. Bahkan ku akui dia memang pantas menjadi seorang akhwat yang banyak didambakan para ikhwan.
Tidak terasa semakin hari aku semakin mengaguminya. Suatu hari aku beranikan diri untuk mengutarakan kekagumanku pada dirinya dan keinginanku untuk mengenal keluarga juga orang – orang terdekatnya melalui pesan di inbox FBnya. Cukup lama aku menunggu jawabannya, akhirnya aku berkesimpulan bahwa dia menolak keinginanku karena sudah sebulan sejak pesanku itu akun FBnya tidak aktif.
Sementara itu, temanku Daffa masih suka menggodaku dengan lagu – lagu melankolisnya. Seperti siang ini, dia menyanyikan lagu “Ayat – ayat Cinta” –nya Rossa dengan suara seraknya ketika tiba – tiba masuk ke kamarku saat aku sedang menge-check inbox FBku. “Di, dirimu ditanyain sama adikku kemarin”, sapa Daffa dengan senyum simpulnya. Aku tak tahu apa maksud senyumnya itu, “oh ya? Apa kbr si Shafira sekarang?”, aku balik bertanya. “Alhamdulillah baik-baik ja, dia titip salam kemaren. Hehe….”, ujar Daffa. Ku jawab saja “waalaykumsalam…” dan pikiranku masih bertanya-tanya ke mana si Kirei, ada apa dengan dirinya.
Kisah dari Sang Aisyah
Sejak tiada balasan apa pun dari Kirei, aku sudah jarang sekali aktif di facebook. Sepertinya yang menarik dari jejaring sosial tersebut hanya berbagi cerita dengannya. Siang ini sebuah sms dari nomor yang tak ku kenal membuatku penasaran. “Assalamualaykum, maaf lama tak membalas pesannya coz aq sgt sibuk akhir2 ni. Klo brkenan temui aq d rmh mkan HALAL ba’da Ashar. Wass.”, demikian isi smsnya tanpa ada nama pengirimnya. Aku menduga mungkinkah sms itu dari Kirei atau orang salah kirim?. Aku putuskan untuk temui saja orang itu, hitung-hitung menambah kenalan baru pikirku.
Tepat pukul 4 sore aku sudah berada di rumah makan sederhana yang terletak strategis persis di sebelah masjid di tengah kota. Seorang lelaki setengah baya langsung menyambutku dengan senyum ramahnya. “Assalamualaykum, maaf apa benar Anda yang namanya Vivaldi?”, tanyanya. Dengan ekspresi heran ku jawab pelan, “benar, maaf apa kita sudah pernah kenal sebelumnya?”. “belum, tapi kita akan segera kenal. Silahkan duduk”, jawab lelaki itu seraya menawarkan sebuah tempat untuk duduk. Kemudian seorang wanita keluar dengan membawa dua gelas minuman, “minum dulu Di, thanks dah datang ke sini”. Dia adalah Kirei, kemudian dia mengambil tempat duduk tepat di depanku. “apa kabar, Di? Maaf kalau tiba-tiba memintamu datang kemari karena ku pikir ini adalah tempat yang tepat untuk ngobrol langsung denganmu. Kebetulan rumah makan ini adalah milik pamanku, yang menyapamu tadi tuh” lanjutnya tanpa titik koma lagi. “Alhamdulillah kabarku baik, makasih udah mengundang ke tempat yang tepat”, jawabku. “rasanya ga perlu basa basi lagi, aku mau menceritakan sesuatu padamu dan mungkin ini akan mempengaruhi penilaianmu kepadaku”, ujar Kirei dengan senyum simpulnya. Tiba-tiba rasa penasaran melingkupi pikiranku, apa yang dia maksud akan mempengaruhi penilaianku padanya?. Belum sempat aku bertanya, Kirei sudah mulai bicara lagi, “tolong jangan bertanya sampai aku selesai bercerita, aku mohon dengarkan dulu seluruhnya”.
“sebelumnya terima kasih atas penilaian positifmu tentangku dan keinginanmu untuk lebih akrab dengan keluargaku. Tapi sebenarnya Kirei yang kamu kenal ini tidak seperti yang kamu pikirkan. Aku pernah punya masa lalu yang menyedihkan, beberapa tahun lalu penampilanku tidak seperti sekarang. Dulu aku adalah anak band yang kebanyakan temanku cowok, kebetulan aku satu-satunya wanita dalam bandku. Sebagai anggota band aku juga menjalin hubungan atau orang pacaran dengan salah satu anggota band kami. Namanya Zyan, dia adalah gitaris band kami dan kebetulan dia punya seorang sepupu cewek yang juga sangat akrab denganku. Suatu hari setelah hari pertunangan kami, terjadi peristiwa yang sangat membuatku terpukul. Zyan mengalami kecelakaan saat ingin menjemputku untuk latihan nge-band, motor yang dikendarainya ditabrak sebuah mobil yang dikendarai sopir yang dalam keadaan mabuk. Nyawanya tak tertolong lagi, akhirnya dia meninggal saat itu juga. Aku tidak bisa menerima takdir yang terjadi pada kami, setiap hari saat sendiri aku sering menangis dan menyalahkan diriku atas kejadian itu. Teman-temanku sering datang menghibur tapi tak membuatku bangkit dari keterpurukan, sempat aku terpikir untuk menyusul Zyan ke alam sana tapi beruntung seseorang berhasil menyadarkanku meski harus perlahan. Orang yang berjasa mengenalkanku pada keindahan Islam itu adalah sepupu Zyan yang memang sudah ku anggap seperti adikku sendiri. Dia mengajarkanku bagaimana menjalani hidup di jalan yang diridhoi Allah. Mungkin sebentar lagi dia akan kemari karena dia sering mengajakku ikut pengajian malam jumat, kelak ku kenalkan padamu.”
“Setahun kemudian, tepatnya delapan bulan yang lalu aku memutuskan untuk pindah tinggal bersama paman dan bibiku di sini agar aku bisa benar-benar melupakan kehidupanku yang lalu. Aku merubah penampilan dengan menutup aurat seperti yang kamu lihat sekarang ini juga baru satu tahun dan insyaAllah akan terus perbaiki diri. Adik sepupu Zyan itu banyak memberi contoh wanita-wanita mukmin yang patut ditauladani, kamu tau Aisyah kan Di? Dia adalah wanita yang kami berdua sangat kagumi, semoga kami bisa mencontohnya. Oh iya, note-note yang ku posting di FBku itu kebanyakan ku dapat dari adik sepupu Zyan itu. Dan hadist atau ayat Alquran yang pernah ku posting itu juga referensi dari dia. Kamu tahu kenapa aku suka menulis semua itu? Karena aku bukan seperti Aisyah yang begitu sempurna yang memberi contoh bikan mencontoh. Aku rasa cukup sampai sini dulu ceritaku karena sudah mendekati maghrib. Setelah tahu tentang masa laluku aku yakin kamu punya penilaian lain padaku. Sekarang terserah Aldi, masih mau melanjutkan hubungan kekeluargaan denganku atau tidak”, demikian Kirei mengakhiri ceritanya.
Aku masih terkesima dengan kisahnya dan belum sempat berkomentar apapun, tiba-tiba sebuah suara menyapa. “Assalamualaykum, Kak Rei lagi ada tamu ya?”. Kirei langsung beranjak ke asal suara, “waalaykumsalam, Fira kebetulan dek ada seseorang yang mau kakak kenalkan nih ayo gabung dengan kami”. “Di, ini Fira yang aku ceritakan tadi. Kenalan dulu”, ajak Kirei. Saat aku beranjak untuk menyambut ajakan perkenalan itu betapa terkejut diriku, begitu juga Fira menunjukkan ekspresi yang sama. Sebuah kalimat meluncur hampir bersamaan dari mulut kami, “Kak Valdi???” serunya. “Shafira, adiknya Daffa kan?” ujarku.
Kamis, 21 April 2011
KARENA AKU BUKAN AISYAH… (part 2)
Dua Permata
Sore itu Daffa teman kost-ku mendapat tamu istimewa, seorang wanita berparas ayu dengan gaya anggun namun sedikit manja memakai jilbab berwarna cerah secerah cahaya surya senja. Ku dengar Daffa menyebut namanya Shafira. Dia mengenalkan wanita itu padaku sebagai adiknya satu-satunya. Walaupun terlihat manja pada kakaknya, Shafira tetap bersikap sopan pada orang lain. Dia membawa cukup banyak oleh – oleh saat itu, katanya khusus dibuat untuk kakaknya. Aku sedikit iri melihat keakraban dua saudara itu, karena aku tidak memiliki saudara.
“Daf, adikmu masih kuliah ya?”, tanyaku pada Daffa setelah adiknya pamit pulang. “hmm…ya semester akhir sebentar lagi selesai”, jawab Daffa sambil membuka bungkusan buah tangan dari Shafira. “Sepertinya dia seorang muslimah yang terjaga juga pintar….”, lanjutku. Daffa menatapku, “maksudmu???”. “maksudku dia tahu bagaimana harus bersikap, pasti kamu bangga punya adik seperti itu”, jawabku seraya tersenyum penuh arti. “Oh..tentu ja siapa dulu kakaknya !”, Daffa terdiam sebentar lalu ”hmm, Aldi jangan bilang kalo sekarang kamu menyukai adikku…..” ujarnya dengan ekspresi penasaran. Aku hanya menjawab pertanyaannya dengan senyuman sambil berlalu ke kamarku.
Aku masih senyum – senyum sendiri mengingat ekspresi Daffa tadi, aku memang mengagumi kebersahajaan adiknya tapi….entah kenapa sebuah nama terlintas lagi dalam benakku. “Kirei”, aku tak tahu kenapa nama itu selalui menghantui ingatanku. Demi menepis keberadaannya dari benakku, ku buka laptopku dan mencoba online. Kebetulan sudah lama aku tak membuka akun facebook-ku, ternyata sudah banyak sekali notifikasi yang masuk dan ada beberapa friend request. Ku lihat daftar friend request, ada dua nama yang membuatku cukup kaget. ‘Kireina Azyan’ dan ‘Azyani Shafira’, karena penasaran ku buka profil kedua orang ini.
Profil pertama yang ku lihat, fotonya seorang wanita bersama dengan laki – laki yang sangat aku kenal. Tidak salah lagi itu adalah foto Daffa dan adiknya, langsung ku konfirmasi saja. Profil yang lainnya, seorang wanita dengan seorang anak kecil. Sebenarnya gambarnya tidak terlalu jelas karena sepertinya foto itu diambil dari jarak yang cukup jauh, tapi aku bisa pastikan wanita dalam foto itu adalah Kirei yang aku kenal beberapa bulan lalu. Ku baca lebih teliti lagi profilnya, sayangnya tak banyak informasi yang ditampilkan di sana. Aku tak tahu kenapa, ada perasaan yang aneh saat ku konfirmasi friend request-nya. Ku lihat ada banyak note yang ditulis Kirei, ku baca beberapa judul dan saat ingin membaca isi dari salah satu note-nya terdengar adzan maghrib. Akhirnya ku batalkan niatku membaca, dan ku matikan laptopku untuk bersegera menjawab panggilanNYA.
still continue.........
Sore itu Daffa teman kost-ku mendapat tamu istimewa, seorang wanita berparas ayu dengan gaya anggun namun sedikit manja memakai jilbab berwarna cerah secerah cahaya surya senja. Ku dengar Daffa menyebut namanya Shafira. Dia mengenalkan wanita itu padaku sebagai adiknya satu-satunya. Walaupun terlihat manja pada kakaknya, Shafira tetap bersikap sopan pada orang lain. Dia membawa cukup banyak oleh – oleh saat itu, katanya khusus dibuat untuk kakaknya. Aku sedikit iri melihat keakraban dua saudara itu, karena aku tidak memiliki saudara.
“Daf, adikmu masih kuliah ya?”, tanyaku pada Daffa setelah adiknya pamit pulang. “hmm…ya semester akhir sebentar lagi selesai”, jawab Daffa sambil membuka bungkusan buah tangan dari Shafira. “Sepertinya dia seorang muslimah yang terjaga juga pintar….”, lanjutku. Daffa menatapku, “maksudmu???”. “maksudku dia tahu bagaimana harus bersikap, pasti kamu bangga punya adik seperti itu”, jawabku seraya tersenyum penuh arti. “Oh..tentu ja siapa dulu kakaknya !”, Daffa terdiam sebentar lalu ”hmm, Aldi jangan bilang kalo sekarang kamu menyukai adikku…..” ujarnya dengan ekspresi penasaran. Aku hanya menjawab pertanyaannya dengan senyuman sambil berlalu ke kamarku.
Aku masih senyum – senyum sendiri mengingat ekspresi Daffa tadi, aku memang mengagumi kebersahajaan adiknya tapi….entah kenapa sebuah nama terlintas lagi dalam benakku. “Kirei”, aku tak tahu kenapa nama itu selalui menghantui ingatanku. Demi menepis keberadaannya dari benakku, ku buka laptopku dan mencoba online. Kebetulan sudah lama aku tak membuka akun facebook-ku, ternyata sudah banyak sekali notifikasi yang masuk dan ada beberapa friend request. Ku lihat daftar friend request, ada dua nama yang membuatku cukup kaget. ‘Kireina Azyan’ dan ‘Azyani Shafira’, karena penasaran ku buka profil kedua orang ini.
Profil pertama yang ku lihat, fotonya seorang wanita bersama dengan laki – laki yang sangat aku kenal. Tidak salah lagi itu adalah foto Daffa dan adiknya, langsung ku konfirmasi saja. Profil yang lainnya, seorang wanita dengan seorang anak kecil. Sebenarnya gambarnya tidak terlalu jelas karena sepertinya foto itu diambil dari jarak yang cukup jauh, tapi aku bisa pastikan wanita dalam foto itu adalah Kirei yang aku kenal beberapa bulan lalu. Ku baca lebih teliti lagi profilnya, sayangnya tak banyak informasi yang ditampilkan di sana. Aku tak tahu kenapa, ada perasaan yang aneh saat ku konfirmasi friend request-nya. Ku lihat ada banyak note yang ditulis Kirei, ku baca beberapa judul dan saat ingin membaca isi dari salah satu note-nya terdengar adzan maghrib. Akhirnya ku batalkan niatku membaca, dan ku matikan laptopku untuk bersegera menjawab panggilanNYA.
still continue.........
Selasa, 22 Maret 2011
KARENA AKU BUKAN AISYAH… (part 1)

Tak terbayangkan sebelumnya kalau perasaan itu bisa datang tiba – tiba bahkan sejak ia menghinggapi hatiku, rasa itu tak pernah pergi dari sana. Sepertinya aku mulai kalah dengan egoku sendiri. Sejak dulu aku telah mengikrarkan bahwa diriku bukan tipe orang yang mudah jatuh cinta apalagi ‘love at the first sight’. Mungkin aku terlalu percaya diri mengatakan itu atau mungkin Tuhan ingin menunjukkan padaku ‘tak ada yang tak mungkin bagiNYA’.
Something in my head
Aku sedang menikmati semilir angin siang dari balik jendela kamar ketika sayup – sayup terdengar alunan lagu dari kamar sebelah…….
“ketika cinta datang dengan tiba – tiba,
apakah kita tega tuk mengingkarinya……
Jangan kau tanyakan padaku bagaimana bisa terjadi,
aku pun tak pernah meminta jatuh cinta kepadamu….”
Daffa, teman kost-ku memang sangat suka memberikan sindiran lewat lagu. Seperti siang itu, aku yakin sekali dia sengaja menyetel lagu Numata tadi untuk menyindir diriku yang sedang bingung dengan perasaanku sendiri.
Kirei, akhir – akhir ini nama itu selalu melintas dalam lamunanku. Seorang akhwat yang ku kenal sewaktu ikut seleksi program pertukaran pemuda beberapa bulan lalu. Menurutku dia sama seperti jilbaber lainnya yang tetap mencoba eksis dengan identitas kemuslimahannya. Aku cukup heran juga mengapa banyak teman cowok yang menyukainya, mungkin karena tampang imutnya yang manis itu. “Maaf aku cukup tau namanya dari kalian aja ntar, aku ga tertarik untuk ikutan kenalan langsung”, jawabku dengan cuek saat teman – teman mengajakku berkenalan dengan Kirei.
Temanku Arvi bilang, “jangan sok cuek Di, aku yakin suatu saat kamu ga bisa ngelupain dia…” seraya mengajak teman yang lain segera pergi. “mudah – mudahan keyakinanmu salah !” seruku.
Sepertinya ucapan Arvi mulai terbukti, meskipun aku tak pernah ngobrol dan bertemu langsung dengannya tapi nama Kirei selalu tersamar dalam benakku. Semakin aku mencoba menghapusnya semakin jelas terekam di ingatanku. I thought there was something in my head, something has been falling in my heart.
Memimpikan Aisyah ??
Aku sangat jarang bermimpi tapi malam tadi aku mendapat mimpi aneh (setidaknya ‘aneh’ menurutku). Dalam mimpiku aku bertaaruf dengan seorang akhwat yang tak jelas ku lihat wajahnya karena tertutup cadar, yang ku ingat dia memiliki mata bening yang tatapannya meneduhkan hatiku. Aku tidak tahu siapa dia, yang membuatku heran dia tiba – tiba berseru padaku, “maaf, aku bukan Aisyah !” kemudian berlari meninggalkanku. Namun ia kembali lagi dan berkata, “tiada kesempurnaan karena dirimu bukan Muhammad…”. Kemudian aku terbangun karena terdengar suara adzan shubuh, aku segera berwudhu dan sholat. Aku berdoa semoga mimpiku tadi bukan pertanda buruk.
“Wuah… makanya jangan terlalu terobsesi nyari wanita seperti Aisyah, Di. Jadi kebawa mimpi tuch ! Lagian zaman sekarang mana ada wanita yang seperti itu, kalau pun ada belum tentu mau sama dirimu, hehe…..”, ejek Daffa waktu aku ceritakan tentang mimpiku tadi malam. Aku jadi ikutan ketawa menyadari egoku yang terlalu tinggi, menginginkan sosok sesempurna bunda Aisyah padahal diriku belum tentu pantas mendapatkannya. “Ah, setidaknya dia bisa menjadi Aisyah untukku”, gumamku menghibur diri. Tapi siapakah Aisyahku itu???
......................................
Jumat, 11 Maret 2011
6 Rabiul Akhir 1432H
Allah Ta'ala berfirman :
“Sesungguhnya Allah dan para malaikat-Nya bershalawat kepada Nabi. Hai orang-orang yang beriman, bershalawatlah kalian kepada Nabi dan ucapkanlah salam kepadanya”. (Al Ahzab: 56)
Rasulullah Shallallahu 'alaihi wassallam bersabda :
“Barangsiapa bershalawat kepadaku sekali saja, niscaya Allah akan membalasnya dengan shalawat sepuluh kali lipat.” (H.R. Al Hakim dan Ibnu Sunni, dishahihkan oleh Asy Syaikh Al Albani dalam Shahihul Jami’)
“Sesungguhnya Allah dan para malaikat-Nya bershalawat kepada Nabi. Hai orang-orang yang beriman, bershalawatlah kalian kepada Nabi dan ucapkanlah salam kepadanya”. (Al Ahzab: 56)
Rasulullah Shallallahu 'alaihi wassallam bersabda :
“Barangsiapa bershalawat kepadaku sekali saja, niscaya Allah akan membalasnya dengan shalawat sepuluh kali lipat.” (H.R. Al Hakim dan Ibnu Sunni, dishahihkan oleh Asy Syaikh Al Albani dalam Shahihul Jami’)
Senin, 28 Februari 2011
10 Pertanda Dia Jodoh Kita

Allah SWT. Berfirman “Hai orang-orang mukmin, jika kamu menolong (agama) Allah, niscaya dia akan menolongmu dan meneguhkan kedudukanmu.” (QS.Muhammad :7)
Jodoh adalah hal yang sudah diatur oleh Allah yang maha Esa. Tetapi bagaimana kita mengetahui dia memang ditakdirkan untuk kita? Allah SWT menganugerahkan manusia telinga untuk mendengar, mata untuk melihat dan akal untuk berpikir. Jadi gunakan sebaik-baiknya untuk mengungkapkan rahasia cinta yang ditakdirkan. Dua manusia yang merasa mereka dapat hidup bersama dan memang dijodohkan pasti memiliki ikatan emosi, spiritual dan fisik antara keduanya. Bila bersama, masing-masing dapat merasakan kemanisan cinta dan saling membutuhkan satu sama lain. Lalu gerak hati mengatakan, dialah insan yang ditakdirkan untuk bersama. Benarkah ia seperti yang dikatakan?
Berikut adalah 10 pertanda yang menunjukkan dia adalah jodoh kita:
1. Bersahaja
Kekasih kita itu bersikap bersahaja dan tidak bersandiwara. Coba perhatikan cara dia berpakaian, cara bicara, cara tertawa serta cara makan dan minum. Apakah spontan dan tidak dibuat2 atau terlihat aneh. Kalau ia nampak kurang nyaman dengan gayanya, dapat dipastikan dia sedang bersandiwara. Tetapi, bila dia tampil bersahaja dan tidak dibuat-buat, maka dia adalah calon pasangan hidup kita yang sesuai. Jika tidak, dia mungkin bukan jodoh kita.
2. Senang Bersama
Walaupun kita selalu bersamanya, tidak ada sedikit pun perasaan bosan, jemu atau tertekan pada diri kita. Semakin hari semakin sayang kepadanya. Kita selalu tenang, gembira dan dia menjadi pengobat kesedihan kita. Dia juga merasakannya. Rasa senang sekali bila bersama. Bila berjauhan, terasa sedikit tekanan dan ada keinginan segera bertemu dengannya. Tidak siang atau malam, ketiadaannya membuat kita merasa kehilangan.
3. Menerima Kita Apa adanya
Apapun kisah silam yang pernah kita alami, dia tidak peduli. Mungkin dia tahu perpisahan dengan bekas kekasihnya sebelum ini kita yang penyebabnya. Dia juga tidak ambil pusing siapa kita sebelum ini. Yang penting, siapa kita sekarang. Biarpun dia tahu kita pernah memiliki kekasih sebelumnya, dia tidak ambil hati langsung. Yang dia tahu, kita adalah miliknya kini. Dia juga bersedia berbagi cerita masa lalunya. Tidak perlu menyimpan rahasia apabila dia sudah bersedia menjadi pasangan hidup kita.
4. Selalu Jujur
Dia tidak mempermasalahkan apa yang kita lakukan asalkan tidak menyalahi hukum agama. Sikap jujur yang diperlihatkan menarik hati kita. Kejujuran bukan hal yang dapat dibuat2. Kita bias tahu bila dia sedang membohongi kita. Selagi kejujuran bertakhta di hatinya, kebahagiaan menjadi milik kita. Bila berjauhan, kejujuran menjadi faktor paling penting bagi suatu hubungan. Bila dia tidak jujur, sulit baginya menghindari berselingkuh. Bila dia jujur, semakin hangat lagi hubungan cinta kita. Kejujuran yang disulami dengan kesetiaan membuahkan percintaan yang sejati. Jadi, dialah sebaik-baik pilihan.
5. Percaya Mempercayai
Setiap orang memiliki rahasia tersendiri. Adakalanya rahasia ini perlu dibagi supaya dapat mengurangi beban yang ditanggung. Bila kita memiliki rahasia dan ingin memberitahu kekasih, adakah rahasia kita selamat di tangannya? Bagi mereka yang berjodoh, sifat saling percaya mempercayai satu sama lain timbul dari dalam hati nurani mereka. Mereka merasa aman bila memberitahu rahasia-rahasia kepada kekasihnya dibandingkan teman-teman yang lain. Bukti cinta sejati adalah melalui kepercayaan dan kejujuran. Bahagialah orang yang mendapatkan keduanya.
6. Senang Bekerjasama
Bagi kita yang menginginkan hubungan cinta berhasil dan permanen dalam jangka waktu yang panjang, kita dan dia perlu saling bekerjasama melalui hidup ini. Kita dan kekasih perlu memberi kerjasama melakukan suatu hal apakah hal remeh atau sulit. Segala kerja yang dilakukan perlulah ikhlas untuk menolong pasangan dan meringankan tugas masing-masing. Hal paling penting, kita dan dia dapat melalui semua ini dengan melakukannya bersama. Kita dan dia juga dapat melakukan semuanya tanpa memerlukan orang lain dan kita senang melakukannya bersama. Ini penting karena ia mempengaruhi kehidupan kita di masa depan. Jika tidak kerjasama, sulit bagi kita hidup bersamanya. Ini karena, kita yang memikul beban tanggung jawab seratus persen. Bukankah ini menyusahkan?
7. Memahami Diri Kita
Bagi pasangan yang berjodoh, dia harus memahami diri pasangannya. Saat kita sakit dia bawa ke klinik. Saat kita berduka, dia menjadi penghibur. Bila kita mengalami kesusahan, dia menjadi penolong. Di kala kita sedang bicara, dia menjadi pendengar. Dia selalu bersama kita dalam segala situasi. Tidak peduli kita sedang gembira atau berduka, dia selalu ada untuk kita. Dia juga bersedia mengalami pasang surut dalam percintaan. Kata orang Melayu, "lidah sendiri lagikan tergigit", inikan pula suami isteri '. Pepatah ini juga sesuai bagi pasangan kekasih. Bila dia selalu bersama kita dalam hidup ini di kala suka dan duka, di saat senang dan susah, dialah calon yang sesuai menjadi pasangan hidup kita.
8. Tampilkan Kelemahan
Tiada siapa yang sempurna di dunia ini. Bohong, jika ada orang yang mengaku dia insan yang sempurna dari segala sudut. Pasti di kalangan kita memiliki kelemahan dan keburukan tertentu. Bagi dia yang bersedia menjadi teman hidup kita, dia tidak terlalu menyimpan rahasia kelemahannya dan bersedia memberitahu kita. Tentu saja bukan senang untuk memberitahu dan mengakui kelemahan di hadapan kekasihnya. Bahkan, dia tidak segan memamerkan keburukannya kepada kita. Misalnya, saat dia bangun tidur atau sakit dan tidak mandi dua hari, itu tidak menghalangi kita untuk menemuinya.Apabila kita dan dia saling menerima kelemahan dan sifat buruk masing-masing, memang ditakdirkan kita hidup bersamanya.
9. Kata Hati
Dengarlah kata hati. Terkadang, manusia dikaruniai Allah indra keenam yang dapat mengetahui dan memahami perasaan pasangannya. Dengan indra batin ini juga kita dapat saling tahu perasaan masing-masing. Kita dan dia juga dapat membaca pikiran satu sama lain dan dapat menduga reaksi pada situasi tertentu. Bila kita yakin dengan pilihan hidup kita, tanyalah sekali lagi. Apakah dia ditakdirkan untuk kita? Dengarlah kata hati dan buatlah pilihan. Serahkanlah segalanya pada ketentuan Yang Maha Kuasa.
10. Shalat Istikharah dan Tawakkal
Jodoh dan pertemuan semuanya di tangan Allah SWT. Manusia hanya ‘planner’ di pentas dunia ini dan skripnya ditulis oleh Yang Maha Esa. Adakalanya, dalam memainkan peran sebagai aktor, diberi petunjuk melalui mimpi atau gerak hati. Mimpi memang bunga tidur, tetapi bila kita melakukan shalat Istikharah dan memohon agar Allah memberikan petunjuk, insya-Allah dengan izinNya kita mendapat petunjukNya. Jika dia pilihan kita, buatlah keputusan sebaiknya. Jika tidak, tolaklah dia dengan baik. Semua yang kita lakukan ini adalah untuk mendapatkan kebahagiaan hidup di dunia. Setelah semuanya diusahakan, bertawakallah kepadaNya dan terus berdoa. Ingatlah, nikmat di dunia ini hanya sementara.Nikmat di akhirat adalah kekal selamanya.
Langganan:
Postingan (Atom)